December 7, 2009

"Satin polkadot, chomboid skirt with Crocodile high-heels motive!"

Hellooooo...


Awal weekend yang cerah, meriah dan sangat menyenangkan, diawali dengan interview di salah satu oil & gas company (again!) di Jakarta pagi ini. Tapi saya tak mau mengurai panjang lebar tentang interview, saya ingin membahas sedikit tentang contoh kecil sebuah "Perbedaan". Hummpph, bukan hal yang cukup mudah untuk di urai tapi tidak ada salahnya untuk mencoba sedikit menulis uraian singkat tentang subject ini, Berangkat dari sebuah Subyek yang saya lihat di sebuah gedung di Jakarta Selatan waktu saya interview tadi, seseorang wanita berparas hampir sempurna, cantik, bertubuh sintal turun dari sebuah mobil yang berhenti di lobby gedung. Wanita ini mengenakan blazer hitam, di dalam blazer dibalut dengan satin polkadot warna hitam-putih, shock-pink, orange tanpa mengaitkan kancing blazernya (cantik!). Dari tampak wajah, leher sampai dengan pinggang ia terlihat sangat fabulous! TAPI, entah apa yang ada difikirannya mengapa dia melakukan hal ini, bawahan dari setelan diatas di padukan dengan rok berwarna hijau dengan motif wajik with high heels motif kulit buaya! astagaaa. ingin memejamkan mata rasanya ketika saya melihat paduan warna -warni ini!! Pusingggnyaa saya..


Berangkat dari situ saya ingin mengurai sedikit tentang bahwa "tidak semua perbedaan itu indah untuk di lihat, di nikmati dan bahkan untuk di jalani." Sebenarnya contoh perpaduan warna diatas bukan yg menjadi dasar coret-coret saya ini itu hanya segelintir overview sebuah perbedaan yg tidak selalu bisa menyempurnakan satu sama lain. Corat coret saya ini lebih menyangkut kepada sebuah perbedaan di dalam sebuah hubungan percintaan lebih spesifiknya lagi "Beda keyakinan dalam hal ini adalah perbedaan Agama" (sebelumnya maaf kalau ada pihak2 yang merasa tidak setuju dengan tulisan saya ini).


Tidak gampang rasanya menjalani sebuah hubungan yang dilandasi dengan sebuah prinsip yang sudah berbeda. Mengapa saya bilang prinsip, karena perbedaan ini bukan sembarang perbedaan. Kalau perbedaan tersebut hanya permasalahan "saya tidak suka olahraga rugby tapi pasangan saya adalah atlit rugby" , "Saya tidak suka bangun pagi tapi pacar saya kok bangunnya pagi terus ya". "Pacar saya hobbi banget banget makan durian tapi saya mencium bau dari radius 1Km saja sudah ingin muntah!" tentu saja itu bukan perkara rumit atau prinsipil, karena dengan perbedaan tersebut, hubungan mereka bisa saling melengkapi satu sama lain.. Yang belum kenal rugby bisa mulai diperkenalkan pelan2, atau yang tidak bisa bangun pagi bisa jadi bangun pagi karna dibangunkan oleh pasangannyaa. Yang menyukai durian bisa lebih toleransi untuk tidak makan durian di depan pasangannya agar pasangannya tidak muntah, Dengan begitu segala perbedaan tersebut bisa menggiring hal hal positif untuk satu sama lain. Tetapi bagaimana dengan bentuk perbedaan - perbedaan yang satu ini "Saya tidak suka ke mesjid tetapi pacar saya tiap hari Jumat siang harus berangkat ke Mesjid" atau "Pacar saya hobbi sekali makan sate babi padahal menurut saya itu haram!" atau lagi "Setiap tanggal 25 Desember pacar saya harus merayakan misa natal sedangkan saya tidak pernah mau diajak ke gereja" atau "Kenapa sih kamu harus berpuasa, mestinya kan hari itu kita makan -makan merayakan ulang tahun ku" Kerap perbincangan ini muncul di antara pasangan - pasangan yang memilih untuk mempunyai pasangan yang berbeda keyakinan, tentu saja hal ini tidak akan menjadi major issues dalam jangka waktu 1 bulan, 2 bulan, 6 bulan sampai setahun. Pertanyaannya apakah kita sanggup bertahan dalam masa pacaran di tahun2 berikutnya 2 tahun, 3 tahun, apakah kita bisa live with this issue when our relationship getting older or even worse when we live in satu atap rumah tangga??? My answer is Not most of the person cant live with it including Me!


Setiap pasangan yang memulai untuk merajut kasih sudah barang tentu ingin memiliki sebuah hubungan yang langgeng and semua pasti setuju apabila saya bilang broke up is a nightmare, right? and we also want to endup with something good, isnt it? So, in this case why we dont start with something right, something good at the very begining so it will endup with something good at the end. I know it so easy to spell n not easy to do (i know it very well). Sekedar berbagi pengalaman, saya pribadi pernah menjalani sebuah hubungan beda keyakinan ini.. 1 tahun pertama semua bisa kami pertahankan, semua perbedaan menjadi tidak terlihat semua terlihat buram karena hati dan cinta sudah membudaki akan pikiran kita (ciyeee..aw!), satu tahun berikut perbedaan kian terasa karena saya (yang kebetulan beragama muslim) ingin sekali-sekali pacar saya memimpin sholat saya pada waktu2 tertentu tetapi itu mustahil terjadi, lalu saya ingin sekali bisa berpuasa bersama, sholat terawih bersama dan mendengarkan ceramah agama setelah itu (tapi lagi-lagi saya harus kecewa karena saya cm punya partner buka puasa nya saja dan habis buka puasa kami tidak langsung teraweh melainkan jalan-jalan di Mall). Selain itu, pacar saya waktu itu yg kebetulan beragama katholik pun ingin sekali - kali saya ikut menemani dia ke gereja untuk menghadiri misa-misa agama tapi saya yakin dia pun kesal karena boro-boro mau ikut misa, masuk ke sebuah gereja pun akan saya hindari sebisa mungkin.


Gambaran - gambaran diatas, apakah kita manusia yang lemah ini bisa tetap berdiri kokoh menghadapai segala masalah - masalah hidup tersebut yang saya yakini masalah dalam hidup bukan hanya itu, melaikan masih banyak yang harus kita fikirkan dari mulai urusan keluarga, kepentingan keluarga, financial, dst!


Jadi, inilah sekilas penggambaran mengenai sebuah perbedaan yang tidak selalu enak dipandang. Seperti contoh wanita yang memakai baju corak - corak itu, Sebetulnya andai saja baju diatas dipadukan dengan rok polos berwarna pink atau orange dan dengan alas kaki hitam atau pilihan warna yang sesuai dengan warna-warna yang sama seperti warna2 polkadot diatas pasti wanita itu akan terlihat mempesona atas bawah (blazer hitam yang gelap akan terlihat memadukan aksen warna polkadot dan rok nya, begitu juga warna warni polkadot itu bisa terlihat melengkapi warna gelap blazer sehingga keseluruhan yang ia kenakan akan terlihat apik dari ujung rambut sampai ujung kaki tersebut). Begitu juga waktu kita memilih pasangan hidup, Kita yang kurang sekali mengetahui aturan2 agama, jarang menjalankan ibadah agama kita kenapa tidak dipadukan dengan seseorang yang mengerti tentang agama secara mendalam atau paling tidak memiliki keyakinan dan iman yang sama agar bisa mencapai tujuan keduanya dan agar nasib kita seperti si blazer hitam dan satin polkadot tadi yang mana kita bisa menyempurnakan dan menyeimbangkan satu sama lain. Daripada kita bernasib serupa seperti satin polkadot vs rok wajik hijau dan sepatu kulit buaya. Hayooo pilih manaaa??


Tetapi, kembali lagi semua memang sudah di tentukan oleh yang maha pencipta, manusia hanya dapat berdoa, berusaha sebaik baiknya untuk mendapatkan hasil yang sebaik- baiknya pula. Jadi, tidak ada salahnya kalau besok2 kita memulai hidup ini dengan sesuatu yang senada dan seirama agar keseluruhan dapat terlihat SEMPURNA!!


Bye!


No comments: